Perilaku Sehat
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktik kesehatan (health practice). Ini berguna untuk mengukur besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi :
1. Pengetahuan Kesehatan tentang kesehatan mencakup oleh seseorang terhadap cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor yang terkait, dan memengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan menghindari kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3. Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.
Selain Becker, terdapat beberapa definisi mengenai perilaku kesehatan. Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor yang memengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan.
Sejarah Gerakan Kesehatan Mental
A. Era pra Ilmiah
1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animeisme, ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasisi oleh roh atau dewa. Orang primitrif percaya bahwa angin bertiup, ombak mengalun, batu berguling, dan pohon tumbuh karena pengaruh roh yang tinggal dalam benda tersebut.
Orang yunani percaya gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban.
2. Kemunculan Naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikuutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan ”Naturalisme”, suatu aliran berpendapat gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, syetan atau hantui sebagai penyebab sakit. Dia menyatakan: ”Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan memicu bau yang amis, akan tetapi anda tidak akan melihat roh, dewa atau hantuyang melukai badan anda”.
Ide naturalkistik ini kemudian dikembangkan oleh Galen, seorang tabib lapangan pekerjaan pemeriksaan atau pembedahan hewan.
Dalam perkembangan selajutnya, pendekatan naturalistik ini tidak dipergunakan lagi dikalangan orang kristen. Seorang dokter perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filasafat politik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya (yang maniac) dirantai, diikat ditembok dan ditempat tidur. Para pasien yang telah dirantai selama 20 tahun atau lebih, mereka dipandang berbahaya dibawa jalan disekitar rumah sakit. Diantara mereka banyak yang berhasil, mereka menunjukkan lagi kecenderungan melukai atau merusak dirinya sendiri.
B. Era Ilmiah (Modern)
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan era pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi saat berkembangnya Psikologi Abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. ketika itu benyamin rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis dirumah sakit Penisylvania. Dirumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai ”lunaties” (orang-orang gila atau sakit ingatan).
Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyakit kegilaan tersebut, dan kurang mengetahui bagaimana menyembuhkannya. Akibatnya, pasien tersebut didukung dalam sel yang kurang sekali alat ventilasinya, dan mereka sekali digugur dengan air.
Rush melakukan usaha yang sangat berguna untuk memahami orang yang menderita gangguan mental tersebut. Cara yang ditempuhnya adalah melalui penulisan artikel dalam koran, ceramah, dan pertemuan lainnya. Setelah usaha itu dilakukan (selama 13tahun), pada tahun 1796, dirumah mental. Ruangan ini dibedakan untuk pasien wanita dan pria. Secara berkesenimbungan, rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri memberikan pengaruh kepada lahirnya Mental Hygiene yang berkembang menjadi suatu ”Body Of Knowledge” berikut gerakan-gerakan yang teorganisir.
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, hal ini terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dix dan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal duinia tanggal 17 July 1887. dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40tahun dia berjuang memberikan pengorbanan terhadap orang gila secara lebih manusiawi.
Usahanya mula diarahkan pada para pasien mental dirumah sakit. Kemudian diperluas kepada para penderita gangguan mental yang dikurung dirumah penjara. Pekerjaan Dix ini merupakan faktror penting dalam membangun kesadaran masyarakat umum untuk memperhatikan kebutuhan para penderita gangguan mental. Berkat usahanya yang tak kenal lelah, di Amerika serilkat didirikan 32 rumah sakit jiwa, dimana dia layak mendapat pujian sebagai salah seorang wanita besar di abad 19.
Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dsekade 1900-19090 beberpa organisasi kesehetran mental telah didirikan, sepert: American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Perkembangan gerakan dibidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Bahkan, karena jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental, dipengaruhi oleh pengalamannya sebagai pasien dibeberapa rumah sakit jiwa yang berbeda. Selama dirumah sakit, dia mendapatkan pelayanan atau pengobatan yang keras dan kasar (kuarang manusia). Kondisi seperti ini terjadi, karena pada masa itu belum ada perhatian terhadap masalah gangguan mental, apalagi pengobatannya.
Setelah dua tahun mendapatkan perawatan dirumah sakit dia mulai memperbaiki dirinya, dan selama tahun terakhirnya sebagai pasien, dia mulai mengembangkan gagasan membuat suatu gerakan melindungi orang yang mengalami gangguan mental atau orang gila (insane). Setelah dia kembali dalam kehidupan yang normal (sembuh dari penyakitnya), pada tahun 1908 di menindaklanjuti gagasannya demngan mempublikasikan sebuah tulisan autobiografinya sebagai, mantan penderita gangguan mental, yang berjudul ”A Mind That Found It Self”. Buku ini disambut baik oleh Willian james, sebagai seorang pakar psikologi. Dalam buku ini, dia memberikan koreksi terhadap program pelayanan, perlakuan atau ”treatment” yang diberikan para pasien dirumah sakit-rumah sakit yang dipandangnya kurang manusiawi. Disamping itu dia melupakan reformasi terhadap lembaga yang diberikan perawatan gangguan mental.
Program Beers mendapat respon positif dari masyarakat, terutama kalangan para ahli, seperti Wlliam James dan seorang Psikiatris ternama, yaitu Adolf Mayer. Begitu tertariknya terhadap gagasan Beers, Adolf Mayer menyarankan menamai gerakan itu dengan nama ”Mental Hygiene”. Yang mempopulerkan istilah ”Mental Hygiene” adalah Mayer.
Terkait dengan perkembangan gerakan kesehatan mental ini, Deutsch mengemukakan pada masa dan pasca Perang Dunia I, gerakan kesehatan mental ini mengkonsentarsikan programnya membantu mereka yang mengalami masalah serius. Setelah perang usai, gerakan kesehatan mental semakin berkembang dan cakupan garapannya meliputi berbagai bidang kegiatan, seperti : pendidikan, kesehatan masyarakat, pengobatan umum, industri, kriminologi, dan kerja sosial.
Pada tahun 1950 organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health” yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan ”Psychiatric Foundation”.
Gerakan kesehatan mental ini terus berkambang, sehingga pada tahun 1075 di Amerika serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Dibelahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World Federation For Mental Health” dan “The World Health Organization”.
Sigmund Freud: Perkembangan Psikoseksual Freud (1953, 1964a, 1964b) meyakini bahwa manusia dilahirkan dengan dorongan biologis yang harus diarahkan ulang untuk membuatnya bias hidup di masyarakat. Ia mengajukan tiga bagian kepribadian yang hipotesis: id, ego, dan superego. Bayi yang baru lahir dikendalikan oleh id, yang bekerja di bawah prinsip kesenangan (pleasure principle)-dorongan untuk mencari kepuasan kebutuhan dan hasrat dengan segera. Ketika kepuasan tertunda, sebagaimana ketika bayi harus menunggu untuk diberi makan, mereka mulai memandang dirinya terpisah dari dunia luar. Ego, yang merepresentasikan penalaran, berkembang secara bertahap selama tahun pertama kehidupan atau berikutnya dan bekerja di bawah prinsip kenyataan (reality principle). Tujuan ego adalah menemukan cara yang realistis untuk memuaskan id yang dapat diterima oleh superego, yang berkembang pada usia sekitar 5 atau 6 tahun. Superego mencakup kata hati dan memasukkan hal yang “harus” dan “tidak boleh” yang diterima secara social ke dalam system nilai anak. Ego menengahi berbagai dorongan id dan tuntutan superego.
Freud menyatakan bahwa kepribadian yang terbentuk melalui masa kanak yang tidak disadari menimbulkan konflik antara berbagai dorongan id bayi dan tuntutan hidup yang beradab. Berbagai konflik ini muncul dalam rangkaian yang selalu sama dari lima tahapan dimana kesenangan sensual beralih dari satu daerah tubuh ke yang lain-dari mulut ke anus, dan kemudian kea lat kelamin. Pada masing tahap, perilaku yang menjadi sumber utama kepuasan (atau frustrasi) berubah-dari pemberian makan ke penghilangan dan terkadang ke aktivitas seksual.
Erik Erikson: Perkembangan Psikososial Erik Erikson (1902-1994), seorang ahli psikoanalisis kelahiran jerman yang awal nya menjadi bagian kawanan freud di Vienna, memodifikasi dan mengembangkan teori freud dengan menekankan pengaruh masyarakat terhadap perkembangan kepribadian. Erikson juga merupakan pelopor yang mengambil sudut pandang rentang kehidupan. Sementara freud menyatakan bahwa pengalaman masa kanak awal membentuk kepribadian secara permanen. Erikson menentang nya dengan menyatakan bahwa perkembangan ego adalah sepanjang hidup
Kesehatan pribadi adalah keadaan melampaui berfungsi nya secara efektif dan adekuat dari ketiga aspek kesehatan fisik, kesehatan mental/psikologis/jiwa, kesehatan social menekankan pada kemampuan, sumber daya dan bakat seseorang, yang tidak akan ditampilkan dalam suasana kehidupan sehari-hari.
Sehat pribadi berarti didalam diri terdapat potensi dan kemampuan untuk memenuhi dan menyelesaikan dimensi lain dari dirinya, yang tidak bersifat instrumental, dan memungkinkan perkembangan optimal. Indicator minimal dari kesehatan pribadi adalah ada minat yang nyata terhadap aktifitas dan pengalaman yang memungkinkan seseorang untuk menembus keadaan.
Daftar Pustaka
- Yusuf, Syamsu. ”Mental Hygiene Perkembangan Kesehatan Mental dalam kajian Psikologi dan agama”. Pustaka Bani Quraisy bandung. Bandung. 2004
- ^ Mappiare, Andi. Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional Surabaya, 1982. Hlm. 149
- ^ Smet, Bart. Psikologi Kesehatan, Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1994. Hlm. 56
- ^ Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm. 23